KMP Mishima Tabrak 2 Kapal Nelayan
di Pelabuhan Bajoe, Bone.
Sebuah insiden laut yang
menggemparkan terjadi di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Saat hendak merapat di dermaga, KMP Mishima, kapal feri besar yang melayani
rute antar-pulau di wilayah tersebut, menabrak dua kapal nelayan kecil yang
sedang berlabuh di sekitar area pelabuhan. Insiden ini menimbulkan kepanikan
dan keprihatinan di kalangan para nelayan dan masyarakat sekitar.
Kapal Ferry KMP Mishima type
Passenger (Kargo Penumpang) berbendera Indonesia tahun pembuatan 1982 dengan
panjang keseluruhan kapal 57 meter, lebar 12 meter dan bobot mati 240 ton ini mengalami
trouble atau masalah saat akan bertolak ke Pelabuhan Kolaka, Sulawesi Tenggara
(Sultra) Jumat (26/4/2024). Insiden Kapal Ferry KMP Mishima
menabrak dua kapal nelayan terjadi di Pelabuhan Rakyat Bajoe, Kelurahan Bajoe,
Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada
Jumat (26/4) sekitar pukul 13.30 Wita. Kapal tersebut baru saja meninggalkan
Pelabuhan Bajoe.
Menurut laporan awal, kedua kapal
nelayan yang tertabrak adalah kapal berukuran kecil yang digunakan oleh para
nelayan lokal untuk mencari ikan di perairan sekitar. Saat KMP Mishima melaju
mendekati dermaga, entah disebabkan oleh kesalahan navigasi, cuaca buruk, atau
faktor teknis lainnya. Diduga karena mengalami malfungsi pada masalah
kelistrikan dibagian kemudi mengakibatkan malkontrol pada kemudi gangguan
sesaat setelah berangkat, kapal feri KMP Mishima lepas kendali dan menabrak dua
kapal nelayan yang sedang berlabuh di pelabuhan rakyat Bajo Sulawesi Selatan
kapal Feri yang membawa 174 penumpang dan sejumlah kendaraan ini akan berlabuh
menuju pelabuhan Kolaka Sulawesi Tenggara. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian
ini.
Akibat tabrakan yang cukup keras,
kedua kapal nelayan mengalami kerusakan signifikan pada bagian lambung dan
badan kapal. Beberapa nelayan yang berada di atas kapal saat kejadian terpaksa
melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Beruntung, tidak ada korban jiwa
dalam insiden ini, meskipun (jumlah korban luka-luka jika ada) orang dilaporkan
mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan medis. Di sisi lain, KMP Mishima juga tidak
luput dari kerusakan. Bagian haluan kapal mengalami penyok dan kerusakan akibat
menghantam kapal nelayan. Meski demikian, kapal feri tersebut masih dapat
berlayar dan akhirnya berhasil merapat di dermaga dengan kondisi terganggu.
Ashri mengatakan KMP Mishima
merupakan kapal ferry yang berangkat untuk trip kedua. Namun belum jauh
meninggalkan pelabuhan tiba-tiba mengalami trouble. "Trip kedua pas 5 menit kapal
bertolak, langsung trouble itu kapal dan tidak bisa dikendalikan. Makanya
ditabrak kapal kayu," katanya. Ashri menuturkan pihaknya lalu
membatalkan keberangkatan KMP Mishima. Para penumpang dialihkan ke KMP Kota
Bumi yang seharusnya berangkat trip ketiga dan digeser ke trip kedua, dan untuk
trip III dioperasikan kapal standby KMP Fais. "Kapal trip ketiga berangkat
trip kedua, kapal yang standby masuk trip ketiga. Trip ketiga masih
penyesuaian, sekitar pukul 19.00 Wita berangkat," jelasnya.
Saat ini pihak UPP Kelas II Bajoe
sudah selesai melakukan mediasi antara pemilik kapal KMP Mishima yaitu PT.
Jemla Ferry dengan pemilik KLM yaitu masyarakat setempat yang berprofesi
sebagai nelayan. “Kami bantu mediasi dikarenakan terjadi kerusakan pada kapal
KLM milik masyarakat, PT. Jemla Ferry selaku pemilik kapal bertanggung jawab
dan akan mengganti rugi atas kerusakan KLM yang dimiliki oleh pengusaha kapal
setempat,” ujar Ramlah.
Insiden
ini telah menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat nelayan dan
kepedulian terhadap keselamatan pelayaran di wilayah tersebut. Pihak berwenang
berjanji akan menindaklanjuti temuan investigasi dan mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang,
serta meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayaran bagi seluruh pengguna
jasa transportasi laut di wilayah itu.