Kapal Canggih OceanX Temukan Fakta Laut Indonesia Kritis

 


OceanXplorer milik OceanX disebut sebagai kapal eksplorasi, penelitian ilmiah, dan produksi media tercanggih yang pernah dibuat. Kemampuan unik kapal ini memungkinkan OceanX melakukan misi penelitian multidisiplin yang menerobos batas-batas eksplorasi. Saat ini, kapal riset tersebut sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024), usai merampungkan tahap ketiga misi eksplorasi laut Indonesia rute perairan Padang - Jakarta. Kesempatan ini dimanfaatkan OceanX dengan mengundang sejumlah media untuk berkenalan dan melihat langsung kecanggihan kapal ini.

OceanXplorer awalnya adalah kapal untuk survei minyak dan petrokimia. Kapal ini sepenuhnya direnovasi oleh OceanX dengan tujuan baru untuk eksplorasi lautan, dirancang untuk menjadi laboratorium riset dan sains canggih serta studio produksi media sekelas Hollywood. Operasi kapal dikelola oleh kru yang berpengalaman termasuk kapten kapal, tim kapal selam, tim ROV, petugas sains dan teknologi, petugas keselamatan, pilot helikopter, dan awak kapal. Kapal ini memiliki panjang 87 meter dan dapat menampung hingga 72 orang, termasuk kru.

Penjelajahan kapal riset OceanXplorer milik OceanX di laut Indonesia menemukan sejumlah fakta menarik, antara lain megathrust berpotensi tsunami dan kondisi laut Indonesia yang kritis. Sepanjang tiga tahapan misi sebelumnya yang mencakup wilayah perairan sekitar Batam, Aceh, Padang hingga Jakarta, penjelajahan OceanXplorer fokus melakukan penelitian oseanografi dan geofisika dengan sejumlah bidang yang meliputi keanekaragaman hayati, iklim, paleo-klimatologi, mikroplastik, kualitas air, dan karakteristik geologi seperti zona Sunda Megathrust yang memiliki implikasi yang signifikan terhadap mitigasi bencana alam di masa mendatang.

Hasil temuan awal menunjukkan jumlah keanekaragaman hayati lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dan kurangnya keberadaan spesies ikan komersial berukuran besar di daerah tersebut. Ini merupakan indikasi perlunya penanganan lebih lanjut untuk mengatasinya agar ikan tidak punah dengan manajemen perikanan lebih baik.

Co-CEO dan Chief Science Officer OceanX Vincent Pieribone memberi catatan bahwa penelitian dan pengumpulan sampel yang dilakukan OceanXplorer tidak bisa langsung menghasilkan sebuah kesimpulan, termasuk tentang temuan kondisi laut yang kritis dan keberadaan zona megathrust. Ia juga mengingatkan, kondisi kritis yang dihadapi laut Indonesia juga dialami oleh wilayah perairan di belahan Bumi yang lain.

Terkait megathrust yang dianggap momok berpotensi tsunami dahsyat seperti yang terjadi di Aceh tahun 2004, Vincent menekankan hal terpenting yang dilakukan dalam penelitian adalah mengumpulkan sampel dari area-area yang secara aktif dilewati oleh ekspedisi, dan bagaimana hal tersebut mendorong keputusan untuk mitigasi bencana. Seperti gempa atau tsunami itu sesuatu yang tidak bisa di prediksi atau kontrol. Tetapi kita bisa meningkatkan ketahanan dari daerah pesisir di Indonesia seperti misalnya seperti program dari pemerintah untuk menggalakkan hutan mangrove, itu juga merupakan satu hal yang bagus untuk mengurangi dampak dari tsunami. Hal yang bisa dilakukan OceanX dalam membantu pemerintah Indonesia adalah melakukan mitigasi bencana seperti memasang sensor. Karena kapal OceanX bisa menjangkau kedalaman sampai 6.000-7.000 meter, memungkinkan kapal OceanX memasang sensor di kedalaman tersebut, sehingga akan membantu sistem peringatan dini untuk bencana di Indonesia.


 


Share

Post a Comment